Skip to main content

Posts

Showing posts with the label How I feel

Melancholy

image credit: 1001font In the depth of darkness,  The scattered mind, Sometimes I'm trying to ask myself "Is it right?" "Is it wrong if I'm doing it?" "Am I that brave to do it ?" "Am I really worth to get it?" Time goes by, But those questions still there, Ignored, Remain unanswered. I try to look forward,  Convincing myself, "It's okay, just hold on and moving forward" "Maybe you'll find your answer one day" Day by day,  Month by month, Year by year, Those questions still there, Ignored, Remain unanswered. Once again, I repeat myself, "It's okay, maybe not now... another future awaits" Saying this thing over and over again while waiting... Those nonanswer questions. (c) Yogyakarta, 2019 August 25th

Tenang saja

Setiap dari kita, memiliki waktunya masing-masing untuk kapan saatnya dipertemukan tiba. Setiap dari kita, memiliki ketetapannya masing-masing untuk dipertemukan dengan sesiapa. Memilih dan menentukan itu, tak sederhana. Seraya menunggu waktunya tiba, Kita masih bisa duduk-duduk bersahaja.  Memperhatikan, memilih, apakah layak untuk dipertahankan, Lantas menentukan mana yang harus diperjuangkan.

Purifying emotions 1 : Ketika semua terasa menyesakkan, menulislah!

Postingan ini sesungguhnya dilatarbelakangi dengan motif antara katarsis dan sharing. Banyak cara mungkin, yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk katarsis, atau istilah mudahnya, mendinginkan emosi, penat, dan lain sebagainya. Saya sering sekali survei secara random dengan teman-teman yang saya temui, terutama sesama rekan di kampus psikologi, tentang apa saja yang mereka lakukan ketika sedang penat, terasa semuanya stuck , marah, emosi tak terkendali, atau semisalnya. Kali ini mungkin, sedikit yang akan saya bahas adalah dari cara yang saya suka dan mungkin beberapa orang yang juga mirip-mirip dengan saya. Yaitu, yak... menulis.  Beberapa alasan sederhananya adalah, (atau yang setidaknya saya rasakan dan lakukan)... Sometimes, only paper will listen to you credit images : https://id.pinterest.com/pin/232076187019420561/ Kita bisa menuliskan apa saja yang kita inginkan, bebas, sesuka kita. Tulis saja semuanya. Semua kekesalan, kepenatan, mengapa ki...

Whether you choose to move on or even locked in the past: Life Goes On!

Yes, It hit me really hard over and over again. Life goes on! Whether you choose to move on and do everything you could, Or locked in the past. Yes, these all lies between two choices, afterall Every single time, every single of free time, You have to think anything about moving on, doing anything on your own, or else the only thing you remember is the past Probably, this thing is the best way for accepting the past, forget the memories from the past, protect and recreate your future! Or even, it's not probably. It's absolutely the best way to do #2016, September 22nd . . . . . image credit by : geniusquotes.net supported by : google images

Merelakan, mengikhlaskan = Belajar

Duhai, merelakan dan mengikhlaskan itu sebelas dua belas. Keduanya sesama bagian dari proses belajar. Belajar memahami bahwa apabila sesuatu harus dilepaskan, maka sama artinya dengan siap untuk menerima yang lebih baik. Mengapa merelakan dan mengikhlaskan itu perlu belajar? Sebab, belajar keduanya tidak bedanya seperti belajar pada umumnya. Yang tadinya tidak bisa, perlahan bisa, kemudian bisa seutuhnya. Juga di dalamnya, ada ujian-ujian yang apabila belum berhasil, maka perlu belajar lagi. Kalau sudah berhasil, maka kemudian mudah untuk melangkah pada tahap selanjutnya. Kesemuanya itu rangkaian proses untuk menjadi baik. :) (C) Arifatul Bahirah, 07082016 #Repost images powered by : google images

Tanya jawab yang selalu terulang: tentang hati

Duhai, mengapa ia masih saja terpaut di hati? Karena ia yang pertama Lalu, lantas mengapa kalau yang pertama? Karena ia yang pertama mengenalkanmu dengan fitrah hati manusia Rabb-Nya untuk mencintai makhluknya. Lalu, mengapa kemudian ia pergi? Sebab ketika kamu bertemu dengannya, kamu kemudian mengenal cinta. Maka amanahnya untuk mengajarimu tentang itu sudah tertunaikan. Lantas mengapa ia tidak mengajarkan lebih banyak hal saja kepadaku? Wahai, mungkin saja kebersamaannya denganmu bertahun-tahun kemarin sudah cukup untuk mengajarimu banyak hal. Kalau begitu, apakah tidak ada kemungkinan ia akan kembali? Duhai, biar saja itu menjadi rahasia langit, kalau memang ia yang terbaik untukmu, maka esok, lusa, atau keesokan lainnya ia akan kembali ke rumahmu. Kalau tidak, maka kamu akan dipertemukan dengan insan pilihan-Nya, insan terbaik-Nya, Yang Maha tidak pernah salah dalam menentukan sesiapa untuk sesiapa. ~Saturday, 2016 July 30th images powered by...

Another reason to stay up in the midnight

It's already 0:11 AM when I'm writing this post. In fact, there is a college project called "Draft skripsi BAB 2" that succeed already to make me up til' this middle of silent night. Thanks to this project and my perfectionistic traits, I'm already came up to the point that I can't sleep even a wink before this project has come to an end. And now, I'm on the halfway to finish it but I'm getting bored and annoyed already for only to look at some title file called "BAB 2", so that I decided to take a rest and blurt it out here. So, this post will going to be a spam post. Yes! a spam. Haha Because the best way to solve that "bored and annoyed" of mine is by write all the noise, boredness, and all these colleagues here. %^!(@I#"D?"?>{<}}{}{>!_#)+(!&#+$!^#%#_&!~!@#$%^&()_+_)(@( Don't know the meaning up there?? I told you wasn't I? This post will going to be a spam. Alrigh...

Tentang Move On #2

Sebuah alasan mudah bukan? Tapi, siapa sangka, melaksanakannya tak semudah menuliskannya. Lantas, apakah harus tetap dicoba? Tentu saja, Sebab mencobanya, sama artinya dengan memberikan kesempatan diri untuk berbahagia dengan yang lebih baik. Namun, tak begitu saja melupakan. Sebab semakin mencoba tuk melupa, Boleh jadi justeru semakin teringat. Maka mari kita sederhanakan saja. Ya, disederhanakan. Waktunya mengganti melupakan dengan mengikhlaskan. Mengapa mengikhlaskan? Sebab mengikhlaskan, sama artinya dengan memberi jeda pada hati. Jeda tuk beristirahat, Jeda untuk kembali pada posisi semula. Agar dapat bersegera bersiap meniti lembar yang baru. ~Solo, 17 Desember 2015~ Gores Pena: Arifah El-Kizai

QS Al-Muzzammil : 20

"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an; Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mecari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang...

Syafakillah... duhai hati

Syafakillah... duhai hati Semoga sakit ini sebagai tandaNya masih mencintamu, juga tanda cemburuNya untukmu. Fii amanillah, semoga bersegera kembali istiqomah berlabuh dalam asa yang hakiki. (C) Arifah El-Kizai, 12102015

Tanya kenapa?

Orang yang ingin dirinya berubah, seharusnya senang jika dihampiri segudang kritikan dan masukan untuk dirinya, tapi terkadang ..... ada saja orang yang menganggap bahwa orang lain tak mengerti keadaan dirinya dan kemudian lebih memilih untuk menutup pintu-pintu sekelilingnya dari masukan-masukan tersebut. Ia membutuhkan tapi ia juga yang menutup dirinya. Tanya kenapa?

Hati dan perasaan.... bedakah kalian?

Hey..... taukah kau? hati ini sakit oleh lisanmu, hati ini sakit dengan apa yang kau lakukan terhadapku! taukah kau? dirimu masih belum mampu berbuat adil! masih banyak orang lain yang bisa kau salahkan tapi mengapa kau pilih aku untuk kau salahkan? bukan! faktanya, bukan hanya aku saja! bahkan orang selainku pun kau anggap bersalah, seolah kami melakukan kesalahan yang mutlak, dan kau? bertindak layaknya kau tak pernah khilaf, dan kau bersikap seperti itu hanya karena kau meyakini bahwa kau berada di posisi yang benar sedang kau menemukan kami di posisi yang salah. Ya, secara manusiawi.... ini yang kukatakan ketika ada orang yang dengan lancangnya menyakiti hatiku. Dan hal itu terjadi hari ini.... Kesal memang, terlebih si Fulan adalah orang yang lebih tua dariku. Rasanya aku ingin marah dengan bilang "Apa yang bisa dihormati dari orang seperti anda?" Yah.... itulah emosi, dan itulah perasaan. But readers..... do you know what?  saat aku marah, sa...

Hey...!! Islam itu agama yang Haq! :D

Jangan heran jika mereka membicarakan tentang Islam, Jangan heran jika mereka memiliki banyak komentar tentang Islam, Jangan tersentak jika mereka banyak bertanya tentang Islam yang menurut mereka banyak hal  di luar rasionalitas manusia. Dan mereka sekalian perlu diingatkan seperti ini: "Seberapa berat dan seberapa sulit kau berusaha memikirkan dan mengaitkan Islam dengan rasionalitasmu, maka sesungguhnya rasionalitas yang kau punya tak akan sampai untuk menggapainya, karena Islam adalah agama Haq yang Allah jaga hingga akhir"

Hajat, Infaq.. Yes... It is!!

Berawal dari sebuah hajat, berakhir dengan Infaq... :) Hari itu agenda pembelajaran di tempat bimbel adalah try-out, dan aku sungguh ingin fokus untuk mempelajari matematika, karena keesokan aku akan menghadapi Ulangan harian Matematika Oleh karena aku tak mau mengerjakan try-out dan hari itu pun aku sangat ingin makan ice cream, jadilah aku ke Indomaret membeli Ice Cream dan yoghurt.... Sampai di kasir setelah ku mengambil Yoghurt dan Ice Cream... Mas Kasir: Semuanya jadi 4400 Rupiah Kuserahkan selembar uang 5000 /Mas Karir: Kembaliannya 600 rupiahterimakasihsilahkandatangkembali (nadanya agak cepat tanpa spasi) Aku pun keluar pintu Indomaret dan sebelum melangkahkan kakiku lebih jauh, terlihat kotak amal di depan pintu Indomaret, lalu tanpa pikir panjang aku langsung memasukkan uang kembalian 600 yang kudapat dari kembalian Yoghurt dan Ice Cream, dan aku berbalik dan melanjutkan langkahku ke tempat bimbel. Dan aku baru tersadar ketika di tengah perjalan...

Hikmah duit ilang....

Kejadian ini udah rada lama terjadi, tapi gue ngga sempet2 nulis, jadi berhubung gue lagi sempet sekarang, jadi gue tulis aja buat ngisi waktu gue..... Sekitar beberapa minggu yang lalu, sepulang gue dari koperasi sekolah, tepatnya malem hari, pas gue nyampe kamar.... seinget gue nih yaa........ gue nyimpennya di lemari gue.... Nah......... pas besoknya gue cari...... GAK ADA!! Good........ masalahnya, kan barusan gue bilang, SEINGET GUE ..... gue nyimpen di lemari...... mana udah gitu hari2 itu tuh hari2 akhir bulan gue, hari miskin2nya gue. Bbeh...... mantep dah! Akhirnya ........... gue memutuskan buat ngegeledah lemari gua, dan akhirnyaaa,,,,,,,, berantakanlah lemari gue.   Tapiii............... sayangnya NGGAK KETEMU! Jah........ karena lemari gue berantakan, dan karena tu lemari gue geledah, makin berantakan aja tu lemari. Yaudadah........ gue beresin........ sekalian gue coba sekali lagi nyari siapa tau keselip gitu..... Dan setelah gue beresin barang-barang gue ke lemar...