Skip to main content

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku

Judul : Happy Little Soul

Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening)
Editor : Tesara Rafiantika
Penerbit : Gagas Media
Harga buku : IDR 80,000


Dokumentasi pribadi


When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren

 Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak untuk terus memikirkan cara bagaimana agar anak mau makan, mengajarkan nilai-nilai akhlaq dan moral, tentu juga banyak menguras tenaga dan pikiran yang bertubi-tubi. Semua ini..... situasi yang umumnya dan khalayaknya dialami oleh para perempuan saat detik ketika ia memegang amanah sebagai seorang ibu. Berat? Oh, tak usah ditanya. Berat. Sangat berat.
Akan tetapi dalam konteks ibook retnohening, tantangan ini seakan belum cukup jua untuk menguatkan pundaknya. Allah memberikan beliau tantangan yang lebih berat dengan mengaruniai seorang anak perempuan cantik, manis, pintar dan Masya Allah menggemaskan, disertai dengan penyakit Eczema yang membuatnya menjadi anak yang spesial.
Bayangkan saja, tugas dan kewajiban seorang ibu telah sedemikian melelahkannya, lalu ditambah lagi dengan kondisi seperti itu. Akan tetapi, saya yakin sekali bahwa Allah tidak akan salah menaruh amanah pada seseorang. Allah semata-mata memilih ibook retnohening tentu sudah paham sekali sebelumnya bahwa hanya ibook inilah yang memang mampu untuk menjalankan amanah menjadi ibu dari adik manis yang kemudian diberi nama Kirana. Iya, pasti begitu. :)

Alasan buku ini kemudian saya labelkan sebagai buku recommended untuk dijadikan sebagai parenting guideline tidak lain dan tidak bukan yaitu, di buku ini, ibook retnohening menceritakan keseluruhan pengalamannya mulai dari melahirkan, asupan nutrisi yang diberikan pada anak, menjadi role model yang baik bagi anak, bagaimana melatih kemampuan motoris anak, mencukupi kebutuhan afeksi dan penghargaan pada anak, sampai dengan menanamkan nilai-nilai moral dalam keseharian. Tidak hanya itu saja, di buku ini pun ibook mengupas tentang apa saja yang dilakukannya pada dek Kirana sejak dari 0 bulan sampai dengan 3 tahun, menuliskan resep makanan untuk anak, dan menuliskan tutorial membuat mainan sederhana untuk melatih motoris anak. Sudah cukup lengkap untuk dijadikan guideline bukan? Selain itu, buku ini dikemas dengan desain full color dan animasi yang membuat buku ini tidak membosankan dan tetap worth it untuk dibaca berkali-kali.

Hal lain yang menjadi kesalutan saya pada sosok ibook adalah, semangatnya untuk terus belajar dan terus ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Sosok ibook ini benar-benar membaca riset-riset dan teori tentang tumbuh kembang anak dan mencoba mempraktikannya dalam keseharian parenting-nya. Meskipun tak mungkin dapat dipungkiri, praktek memang jauh tidak lebih mudah ketimbang sekedar membacanya dalam teks buku.

Chapter yang paling membuat saya berkesan diantara semua chapter yang ditulis dalam buku ini, yaitu chapter 7 "Do fun things, follow the rules". Pada chapter ini, saya berkali-kali dibuat terkesan oleh ibook yang cerdas dan lihai sekali dalam memainkan kata dan cara untuk menanamkan karakter moral pada dek Kirana. Dua subbab dari chapter 7 ini yang saya suka yaitu " Melibatkan anak, dan jadikan ia merasa penting". Hal menarik yang dapat dipetik disini adalah, dengan cara sederhana anak mengenal konsep "berpartisipasi" dalam melakukan sesuatu. Ketika anak merasa dibutuhkan, dari situlah anak dengan sendirinya menumbuhkan sikap empati, lantas kemudian tergerak untuk membantu, semaksimal yang ia bisa. Satu subbab lagi yang oke dari chapter 7 ini yaitu "Sampaikan nasihat dengan cara yang menarik". Jika rerata seorang ibu menasihati anak secara langsung dengan nada yang lembut (atau terkadang tidak?), Ibook retnohening menggunakan cara yang "ramah anak" yakni dengan mengarang cerita untuk menyiratkan isi nasihatnya melalui cerita. Dengan begitu, secara sendirinya anak dapat memetik nasihat itu dengan cara yang tidak menyinggungnya, dalam artian, anak tidak merasa diceramahi.

Ada satu sikap yang perlu diteladani oleh para ibu dan calon ibu dari seorang ibook retnohening, yaitu... kesediaan hatinya untuk tidak "mendikte" anak. Ibook retnohening tidak pernah menuntut anak harus seperti ini, seperti itu. Sebab beliau percaya dan beliau selalu menulisnya lagi dan lagi, bahwa setiap apapun yang dilakukan anak, yakinlah bahwa itulah usaha maksimal yang ia lakukan, maka hargailah, dan apresiasilah! 
Meski mungkin menurut kita dari segi orang dewasa tidak seberapa. Ini yang seringkali terlupa dalam parenting style kebanyakan orang tua, terlalu sibuk memberikan demand (tuntutan) pada anak untuk menjadi seperti ini, itu. Tapi kemudian lupa memberi penghargaan psikologis atas usaha, potensi, dan sikap anak.
Tidak, bukan maksudnya menyalahkan kebanyakan orang tua lainnya, hanya sebagai pengingat dan PR bersama saja untuk terus senantiasa menjaga antara tuntutan dan penghargaan pada anak dalam keadaan yang selaras.

Baik, cukup sekian dulu edisi Book Review kali ini. Mudah-mudahan tidak terkesan terlalu banyak, sebab tadinya saya hampir berniat mengupas buku ini untuk kemudian dijadikan sinopsis buku. Tapi agaknya terlalu sepihak ataupun kurang oke kalau readers hanya membaca postingan ini tanpa membaca buku aslinya. Sepegetahuan saya, sepertinya buku ini masih ada di gramedia, bahkan sudah cetak ulang untuk edisi hardcovernya.

Sebagai penutup, semoga baik postingan ini dapat bermanfaat :)
Paling tidak, sebagai pertimbangan untuk turut merasakan manfaat dari buku Happy Little Soul ini :)

Terima kasih sudah ingin baca sampai sini ^^

Comments

Popular posts from this blog

Tenang

image credit : http://ourlittleescapades.com/2015/04/word-week-calm/ Tenanglah, Sebab apa yang terburu-buru, pastilah tak rupawan hasilnya, Sebab yang terburu-buru, boleh jadi ialah petaka di akhirnya, Sebab apa saja yang terburu-buru, mungkin saja ialah perangkap lautan prasangka. Tenanglah, Karena hati tidak bisa dipaksa, Karena hati butuh ruang untuk bersua, Karena hati butuh waktu tuk menyembuh luka, Pun karena hati butuh kesiapan tuk kembali membuka. Tenanglah, Tak usah memaksakan rasa, Sebab rasa tak begitu saja muncul tetiba, Pun rasa dapat begitu saja mengubah asa, Jika rasa tak murni menghadap Sang Pemilik Rasa Manusia. T . E . N . A . N . G .  ~26 April 2017

True Love is.......

Love? What is that? Sekarang ini ya…. Udah buaaannnyak banget orang yang kena virus hati merah ini, dan bahkan terkadang virus ini ….susssaaahh…. Banget nge-scanningnya…. (wayoloo…hati2 ya!) Nah…. Kalo gitu…. Yang bener kaya apa dong? Saya setuju dengan Ifa Afianty dalam bukunya “Be a happy teenager” part 2 dinyatakan………. True Love is…. Niatkan untuk mencintai Allah dan apa yang ia cintai, serta membenci apa yang ia benci. Misalnya, Allah mencintai orang mu’min, maka kita pun harus belajar mencintai saudara seaqidah kita. Terusss.....Allah tidak suka orang2 yg g’ bisa nahan pandangan. Allah suka kita rajin beribadah dan mencari ilmu, serta sayang sama parents, so.... coba deh lakuin itu semua! Lakukan sesuai dengan cara yang Allah suka. Misalnya... kalau lagi kena virus hati merah ni ya.... kalo udah siap, married aja! Tapi kalo belum, ya..... banyak2 puasa sunnah ya! Soal Valentine day? No Way ! kita ini muslim&muslimah dan nggak butuh dan nggak ada urusan lagi tuh sama yang nama...

Pepatah Lama : "Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai"

Pepatah Lama :  "Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai" Iya, sebab siklus hidup itu berputar. Apa yang diperbuat, ia jualah yang kelak didapat. Namun, seringkali kita terlupa.. Bahwa akan selalu ada harga yang harus dibayar dari setiap sesuatu. Ketika saat ini kita melakukan hal-hal baik, Maka kelak, kebaikan pula lah yang didapat. Pun begitu bila saat ini kita melakukan hal-hal yang buruk, Maka ketidakbaikan pula lah yang jua didapat di masa mendatang. Maka, bila sesuatu yang baik terjadi pada kita hari ini,  Boleh jadi itu tersebab perbuatan baik kita di hari kemarin. Sedang bila hari ini kita tertimpa kemalangan, Maka boleh jadi, itu tersebab sesuatu yang tak baik yang kita lakukan di hari kemarin. Iya, sebab di dunia ini, hubungan sebab akibat jelas berlaku. Dan kesemuanya itu, merupakan konsekuensi logis dari segala sesuatu. ~Arifah El-Kizai Image credit by : http://serbalanda.wordpress.com