Skip to main content

Reading Forum 25 November 2016 : Read, Meet up, Discuss, Inspire

Assalamu'alaykum...
Sebelum saya mulai berbagi, izinkan saya untuk menyampaikan dua hal.
Pertama, terima kasih bagi beberapa teman yang sudah request tentang pertemuan 25 November kemarin.
Kedua, maaf sekali baru bisa saya tulis hari ini, tepat sebulan kemudian. Karena entah mengapa, saya biasa memiliki waktu untuk menulis blog hanya malam hari, sekitar jam 11 keatas (jadi mohon wajar kalau tanggal postingannya sudah dini hari. haha). Dan entah mengapa, baru saat malam hari itu jugalah segala ide-ide dan bahan tulisan rasanya penuh sesak bergemuruh di kepala saya, yang membuat saya harus menuliskannya cepat-cepat, agar tidak hilang. haha

Baiklah.... seperti yang saya janjikan, saya ingin bercerita tentang Reading Forum yang saya jumpai tanggal 25 November 2016 kemarin.
Sebenarnya, Reading Forum ini bermula dari Reading Challenge (tantangan membaca) dari salah satu dosen favorit saya yang sekarang sedang menempuh pendidikan doktoral (S3) di New Zealand.
Challenge ini dimulai sejak 23 Oktober sampai dengan 22 November 2016.
Maklumat  Reading Challenge-nya adalah...
Siapa saja yang bisa membaca sebanyak 500 halaman buku dalam jangka waktu itu, akan ditraktir makan oleh beliau di Kafe Tiga Tjeret, Solo. 
Daan.... sebagai tambahan, apabila buku yang dibaca itu ber-genre non-fiksi, maka 3 orang terbaik berhak mendapatkan Cokelat Whittaker's khas New Zealand.


Saya yang waktu itu membaca caption tersebut di instagram beliau, langsung excited ingin ikut "sayembara" itu. Saya punya 3 alasan sederhana kenapa saya tertarik untuk ikutan.
Pertama, saya memang ingin ketemu beliau. Beliau ini memang inspiring dan motivating sekali orangnya. Hampir semua mahasiswa yang diajarkan beliau satu ini pasti pernah diceritakan pengalaman hidup beliau ketika menjadi mahasiswa yang pernah sampai dapat IP rendah. Kemudian menemukan titik balik ketika menjadi asisten proyek penelitian bencana di Jogja dulu, kemudian dari situ beliau bangkit. Dan sekarang, beliau awardee LPDP di New Zealand, peneliti dimana-mana. Wah.... keren lah pokoknya.  Jangankan saya, banyak mahasiswa beliau yang lain pun pasti tak jauh beda membahasakan ke-keren-an beliau.
Nah, satu hal yang dari dulu menurut saya menarik dari beliau adalah, beliau ini haus sekali ilmu. Rasa ingin tahu beliau itu besar sekali. Entah berapa buku dengan berbagai macam genre sampai jurnal penelitian yang sudah dibaca sampai khatam, sampai-sampai setiap kali memberikan kuliah atau menjadi pembicara di suatu seminar, semua kata-kata yang diucapkan itu rasanya ilmu semua *haha. Dan beliau ini orangnya cukup terbuka untuk sharing-sharing hal semacam buku, penelitian, beasiswa, pengalaman hidup, dan yah... lain-lain semacam itulah.

Alasan saya yang kedua adalah, saya memang tergolong orang yang malas membaca, tetapi berani-beraninya branding diri punya passion untuk menjadi seorang penulis, yang padahal, untuk menjadi seorang penulis itu modal paling dasarnya adalah suka membaca. Karena tuntutan passion yang diwajibkan suka baca ini, dan kondisi saya saat itu (yang punya sekitar 6 buku yang entah dari kapan dikasihnya atau dibelinya, dan belum selesai dibaca atau bahkan tersentuh) lah, saya ikutan sayembara ini. Simpel kata, harus didorong dulu, baru jalan. ckckck

Alasan saya yang terakhir adalah, ingin tahu dan bertemu dengan pemenang reading challenge itu. Simpelnya saya berpikir seperti ini. Orang-orang yang ikut reading challenges ini pastinya bukan orang biasa-biasa saja. Bayangkan saja, 500 halaman lho. Kalau dengan target yang biasa sih, 500 halaman mungkin baru bisa saya selesaikan 2 bulan, bahkan lebih. Atau kalau tidak, orang-orang yang berani ikutan reading challenge ini tentu tidak jauh-jauh dari orang-orang yang terbiasa atau suka membaca. Dan asumsi saya selama ini adalah...
Orang yang banyak baca = banyak ilmunya.
Kalau saya berkesempatan sharing dengan mereka, saya bisa menemukan insight baru, referensi buku baru, dan ilmu baru. Dan itu semua berarti, saya bisa lebih mudah menemukan bahan untuk membuat tulisan. hahaha

Naaah, setelah melalui alasan-alasan itu.. jadilah saya ikutan. Beberapa buku yang saya baca diantaranya yaitu "Hidup Sekali, Jangan Merugi" tulisannya kakak tingkat saya di fakultas kedokteran UNS, Mas Syukri. Selanjutnya buku "Balas Dendam yang Sangat Manis" karangan salah satu penulis favorit saya, A.K. Kemudian buku "How To Be Interesting", tulisan blogger terkenal sampai masuk New York Times, Jessica Hagy. Dan terakhir, "Menjadi Seseorang yang Berpengaruh", tulisan kolaborasi dari penulis dan pengusaha terkenal, John C. Maxwell dan Jim Dornan.

Singkat cerita, ternyata saya lolos ke dalam 8 orang yang akan ditraktir di Kafe Tiga Tjeret itu. Waw... yess! Lumayan kan bisa ngirit uang saku, namanya deh mahasiswa. haha

Hari pertemuan (25 November 2016)

Beliau, masih sama seperti ketika mengajar dulu, sebelum berangkat ke NZ, selalu On Time untuk masalah waktu. Janjian jam 2 siang tepat, ya jam 13.55 saya sampai disana, beliau sudah di tempat. Well, this is another thing yang keren dari beliau, On-Time. Dan saya selalu suka alyas menghargai orang yang On-Time. Yuhu~
Total reading challenger semuanya ada 8 orang, yang terdiri dari saya, 5 orang kakak tingkat, dan 2 orang adik tingkat. Dari angkatan saya, ternyata cuma saya saja. Seriusan, awalnya, saya takut karena nggak ada temennya (Berhubung saya tipikal orang yang takut-takut kalau ketemu orang baru), plus di pikiran saya, pasti yang datang adalah orang-orang amazing semua, yang suka baca semua . Tapi, saya kemudian berpikir, saya memang ingin bertemu orang-orang macam begini, biar ketularan amazing-nya. Dan yak, setelah semua finalis reading challenge kumpul, sesi sharing pun dimulai. Masing-masing orang menceritakan setiap buku yang dibacanya. Awalnya, saya cemas, takut, minder. Kalau-kalau, yang saya baca itu bukunya terkesan "receh" gitu. Dalam artian begini, buku-buku yang saya baca itu saya bilang keren, tapi belum tentu menurut orang-orang amazing itu keren.
Tapi yang melegakan sekali buat saya adalah, para finalis ini selalu berkata bahwa setiap buku itu keren, tidak ada yang receh, tidak ada yang remeh.
Ah, terhibur sekali rasanya, maka sedikit-sedikit saya mulai percaya diri untuk menceritakan tentang buku yang saya baca.

Meskipun agendanya adalah sharing tentang buku, tapi hal yang di-sharing-kan tidak cuma buku saja, ada kiat-kiat menembus beasiswa LPDP, konsultasi penelitian (terutama yang sedang menjalankan ibadah skripsi. haha), sampai sharing tentang pengalaman pribadi.

Dan tahukah?
Acara Meet-Up ini ternyata berlangsung selama kurang lebih 4 setengah jam. Mulai dari jam 2 siang, sampai setengah 7 sore ba'da maghrib. Mulai dari langit masih cerah, mendung, kemudian hujan deras sampai kami harus pindah tempat duduk, sampai hujan reda dan langit mulai malam.
Biasanya, saya kurang suka agenda kumpul-kumpul dengan banyak orang.
Tapi kalau yang ini, ah, saya tidak menyesal sama sekali. Malah menurut saya Worth it dan nagih!
Patut dan harus diulang.
Menurut saya, ini serasa seperti pertemuan Talkshow inspiratif dan semua orang menjadi tokohnya. Sama inspiratifnya, sama banyaknya manfaat yang didapat.

Semoga, ke depannya saya, bahkan kita semua yang membaca tulisan ini bisa sering-sering menemukan suasana kumpul yang seperti ini ya, inspiratif dan bermanfaat :)

Baiklah, kalau cerita tentang pengalaman, pasti postingannya selalu panjang. Semoga dari sekian banyak tulisan dan curhatan yang tertuang, ada yang dapat diambil sebagai manfaat bersama ya...

Sebagai penutup, ini dia wajah-wajah para finalis reading challenge.



Urut dari Kanan ke kiri (semuanya mahasiswa Psikologi UNS):
-Satryo Anugerah W (2014)
-Mbak Diah Wahyuningsih (2012)
-Saya (2013)
-Mas Gatuwari (2011)
-Mas Deddy Suryawan (2011)
-Pak Hakim (Dosen, yang meneraktir, + yang mengadakan reading challenge)
-Mbak Voti (2012)
-Annisa Nur'aini (2014)
-Kak Shofwan Muis (2011)

Untuk 3 diantaranya yang mendapat Coklat Whittaker, yaitu Annisa Nur'Aini (tahun ini, dia sudah membaca lebih dari 20 buku lho, so amazing ^^), Mbak Voti, dan satu lagi, unexpectedly.....saya.

Terima kasih sekali sudah ingin baca sampai sini. Silahkan ambil yang bermanfaat :)



Requested by : Aisha Fazal, Orisa Widya Iswara, Galih Ratna Puri Palupi
Thanks for requesting! ^^

Comments

Popular posts from this blog

Pepatah Lama : "Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai"

Pepatah Lama :  "Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai" Iya, sebab siklus hidup itu berputar. Apa yang diperbuat, ia jualah yang kelak didapat. Namun, seringkali kita terlupa.. Bahwa akan selalu ada harga yang harus dibayar dari setiap sesuatu. Ketika saat ini kita melakukan hal-hal baik, Maka kelak, kebaikan pula lah yang didapat. Pun begitu bila saat ini kita melakukan hal-hal yang buruk, Maka ketidakbaikan pula lah yang jua didapat di masa mendatang. Maka, bila sesuatu yang baik terjadi pada kita hari ini,  Boleh jadi itu tersebab perbuatan baik kita di hari kemarin. Sedang bila hari ini kita tertimpa kemalangan, Maka boleh jadi, itu tersebab sesuatu yang tak baik yang kita lakukan di hari kemarin. Iya, sebab di dunia ini, hubungan sebab akibat jelas berlaku. Dan kesemuanya itu, merupakan konsekuensi logis dari segala sesuatu. ~Arifah El-Kizai Image credit by : http://serbalanda.wordpress.com

Pertempuran satu tanah

Hi... Classical.... come back with me, Arifah ^_^ Kali ini, gue mau sharing tentang cerpen yang gue buat yang dimuat di koran "Radar Banten" Ini versi originalnya, kalo yang gue kirim ke radar banten itu gue ganti2 nama orgnya+daerahnya soalnya katanya harus pake nama2 Indonesia2 gt, tapi kalo yang ini, naskah cerpen originalnya, jadi emg  ini yang gue tulis tanpa pengubahan..... judulnya "Pertempuran satu tanah" Pertempuran satu tanah Dua belas abad yang lalu, Tepatnya Zaman Yamato. Terjadi perebutan kekuasaan tanah oleh para Daimyo (Tuan Tanah). Salah satu Daimyo yang sangat terkenal dan memonopoli kekuasaan kaisar pada zaman Heian adalah keluarga Fujiwara. Karena Fujiwara dekat dengan keluarga kaisar, maka Fujiwara-lah yang patut dianggap sebagai penguasa Jepang daripada Kaisar Jepang. Banyak korban tak bersalah berjatuhan dalam perebutan kekuasaan tanah oleh Daimyo ini. Di suatu desa terpencil di daerah Obihiro,  seorang pemuda bernama Kira yang geram dengan p...

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)