Skip to main content

Menjadi pendengar bukan sesuatu yang buruk

Kita ingin, setiap orang mendengarkan kita.Biasanya kita bangga nggak sih kalau orang-orang mau mendengarkan kita ? Apalagi kalau orang itu nurut sama apa yang kita sampaikan. Ya nggak?
Memang, hidup manusia itu 70% diisi dengan komunikasi. Di rumah, sekolah, dan dimana saja.
Buktinya:
Misalnya nih ya......... menurut pengamatan saya,
biasanya kalau di angkot itu kalau kita lagi nggak bareng temen, orang lain yang nggak kita kenal pun pasti akan kita ajak ngobrol. Padahal kita nggak tahu orang itu siapa. Bener nggak?

Tapi, pernahkah kita menyadari bahwa menjadi seorang pendengar sama pentingnya dengan jadi seorang pembicara? Coba deh......... bayangin aja, siapa yang akan mendengarkan pembicaraan kita jika tidak ada yang mendengarkan kita.

Manusia mampu menangkap 15 sampai 18.ooo gelombang per detiknya. Pada malam hari, pendengaran kita jauh lebih peka ketimbang pada saat siang hari. Contohnya, biasanya ada orang yang katanya kalau malem-malem suka denger suara aneh. Nah, itu berarti kan indera pendengar manusia menajam jika malam hari.

Dalam Al-qur'an surat An-Nahl ayat 78 Allah berfirman:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia(Allah) memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur."

Sayangnya, sekarang ini.....orang sering dicap jago dan hebat karena kemampuan ngomongnya. Sedangkan seorang penyimak yang baik sering dicap jelek.

Maka, mendengar itu memang butuh latihan. Sayangya, sedikit orang yang mau melatih kemampuan mendengarkan orang lain.
Barangkali nih, kita termasuk orang yang suka bersikap tak acuh pas orang tua atau guru ngasih nasehat kepada kita.
Mereka yang nggak pernah berlatih enggak akan bisa menjadi seorang pendengar yang baik. Bisa jadi mudah tersinggung, atau bersikap nggak care sama ucapan orang lain.

Menurut buku yang pernah saya baca, langkah awal yang harus disiapkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah menciptakan keikhlasan hati. Terimalah kebenaran darimanapun datangnya. Seorang muslim selamanya berada dalam kebaikan selama ikhlas menerima nasihat dari sesamanya.

Nah, kalo gitu....... tunggu apa lagi? yuk kita latihan untuk menjadi pendengar yang baik! nggak keluar banyak tenaga kok, apalagi biaya, yang dibutuhin cuma ikhlas.....

ayo........... kita jadi pendengar yang baik..........!!!

Comments

Popular posts from this blog

Tenang

image credit : http://ourlittleescapades.com/2015/04/word-week-calm/ Tenanglah, Sebab apa yang terburu-buru, pastilah tak rupawan hasilnya, Sebab yang terburu-buru, boleh jadi ialah petaka di akhirnya, Sebab apa saja yang terburu-buru, mungkin saja ialah perangkap lautan prasangka. Tenanglah, Karena hati tidak bisa dipaksa, Karena hati butuh ruang untuk bersua, Karena hati butuh waktu tuk menyembuh luka, Pun karena hati butuh kesiapan tuk kembali membuka. Tenanglah, Tak usah memaksakan rasa, Sebab rasa tak begitu saja muncul tetiba, Pun rasa dapat begitu saja mengubah asa, Jika rasa tak murni menghadap Sang Pemilik Rasa Manusia. T . E . N . A . N . G .  ~26 April 2017

True Love is.......

Love? What is that? Sekarang ini ya…. Udah buaaannnyak banget orang yang kena virus hati merah ini, dan bahkan terkadang virus ini ….susssaaahh…. Banget nge-scanningnya…. (wayoloo…hati2 ya!) Nah…. Kalo gitu…. Yang bener kaya apa dong? Saya setuju dengan Ifa Afianty dalam bukunya “Be a happy teenager” part 2 dinyatakan………. True Love is…. Niatkan untuk mencintai Allah dan apa yang ia cintai, serta membenci apa yang ia benci. Misalnya, Allah mencintai orang mu’min, maka kita pun harus belajar mencintai saudara seaqidah kita. Terusss.....Allah tidak suka orang2 yg g’ bisa nahan pandangan. Allah suka kita rajin beribadah dan mencari ilmu, serta sayang sama parents, so.... coba deh lakuin itu semua! Lakukan sesuai dengan cara yang Allah suka. Misalnya... kalau lagi kena virus hati merah ni ya.... kalo udah siap, married aja! Tapi kalo belum, ya..... banyak2 puasa sunnah ya! Soal Valentine day? No Way ! kita ini muslim&muslimah dan nggak butuh dan nggak ada urusan lagi tuh sama yang nama...

Pepatah Lama : "Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai"

Pepatah Lama :  "Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai" Iya, sebab siklus hidup itu berputar. Apa yang diperbuat, ia jualah yang kelak didapat. Namun, seringkali kita terlupa.. Bahwa akan selalu ada harga yang harus dibayar dari setiap sesuatu. Ketika saat ini kita melakukan hal-hal baik, Maka kelak, kebaikan pula lah yang didapat. Pun begitu bila saat ini kita melakukan hal-hal yang buruk, Maka ketidakbaikan pula lah yang jua didapat di masa mendatang. Maka, bila sesuatu yang baik terjadi pada kita hari ini,  Boleh jadi itu tersebab perbuatan baik kita di hari kemarin. Sedang bila hari ini kita tertimpa kemalangan, Maka boleh jadi, itu tersebab sesuatu yang tak baik yang kita lakukan di hari kemarin. Iya, sebab di dunia ini, hubungan sebab akibat jelas berlaku. Dan kesemuanya itu, merupakan konsekuensi logis dari segala sesuatu. ~Arifah El-Kizai Image credit by : http://serbalanda.wordpress.com