Skip to main content

Sibuk? Kacau? Periksa interaksi kita dengan Al-Qur'an

 image powered by: quotesgram.com
Kalau suatu hari kamu nggak sempat muroja'ah karena sibuk ujian.
Kalau suatu hari kamu nggak sempat menambah hafalan karena sibuk organisasi, atau kesibukan lainnya.
Percayalah...
Bukan karena kamu sibuk, atau kamu nggak sempat membaca Al-Qur'an, tapi...
Gara-gara nggak baca Qur'an, pikiranmu sibuk,
Gara-gara nggak baca Qur'an, perasaanmu sibuk,
Gara-gara nggak baca Qur'an, struktur atomistik kamu kacau.
Justeru setelah baca Qur'an, kamu jadi nggak sibuk.

Ketika saya sibuk dan tak sempat membaca Qur'an, ini berbahaya. 
Keputusan yang saya ambil, langkah-langkah yang saya jalani, sesuatu yang saya lihat, semuanya tidak terbimbing dengan petunjuk-Nya
~Ust. Bachtiar Nasir

Kutipan ini didapat dari akun media sosial seorang adik.
Kutipan ini, ibarat sebuah pukulan telak rasanya. Iya! Betul! Sebab memang kalau kita tidak menyibukkan diri dengan aktivitas ukhrowi, maka kita akan disibukkan dengan urusan duniawi.
Dan kita tentu tahu! Al-Qur'an itu kalamullah. Allah yang berbicara langsung. Maka siapa yang tidak tergerak hatinya untuk membaca kalamullah, ia tega sekali. Tega terhadap siapa? Allah?
Bukan! Tega terhadap dirinya sendiri. Sebab tidak ada ruginya sama sekali bagi Allah.
Ia tega membiarkan segala yang dilakukan dan dijalaninya tidak terbimbing oleh petunjuk Allah.
Ia tega dirinya diperbudak oleh urusan duniawi, yang belum tentu bisa mengantarkannya ke jannah-Nya kelak.

Kita tentu faham, Al-Qur'an itu diturunkan sebagai penyejuk hati yang sedang gundah,
Kita tentu tahu, Al-Qur'an itu dapat menjadi obat bagi hati yang sedang sakit.
Pun kita tentu mengerti akan sebuah logika psikologi yang mudah: "Kalau hati dan pikiran tenang,tentu segala yang dilakukan dan dilaksanakan dapat terorganisir dengan baik"
Maka kesimpulan mudahnya adalah..
"Semakin kita dekat dengan Qur'an, semakin teratur pula hidup kita"
Maka siapa yang ingin hidupnya teratur, siapa saja yang ingin hidupnya tenang, pun siapa saja yang ingin urusannya dimudahkan, intensitas interaksi dengan Qur'an menjadi tolak ukur yang ideal.


#Arifah El-Kizai (20)_May 15th, 2016

Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak