Skip to main content

Review : Etude House Hyaluronic Acid Sheet Mask

Assalamu'alaykum
こんにちは!

Setelah tahun 2018 kemarin khilaf sok sok an mau bikin 50 postingan review, dan ternyata tidak tercapai (haha yaiyalah ngga realistis), ditambah hecticnya aktivitas kuliah mapro, belum lagi males dan writer block-nya, makaa... baiklah..
Tahun ini target postingan di minimalkan drastis menjadi 12 postingan sajah kalau begitu ya! Postingannya pun tidak harus review, karena saya merasa terlalu sempit sekali cakupannya rasanya kalau blog ini hanya untuk sekedar diisi dengan review saja. Selain itu, platform media sosial lain seperti inst**ram sepertinya lebih oke kalau sekedar untuk menulis review.
Sebetulnya, bahkan kalau dilihat masih ada hutang postingan tahun kemarin yang belum tertulis, yaduu~h tolong yang waktu itu request kalau masih ingat saya ditagih boleh yaa~khawatirnya lupa ngga ketulis-tulis.

Baiklah, mumpung libur dan bisa menyempatkan nulis, so...
Here we go~

Postingan pertama di bulan pertama di 2019 ini dibuka dengan review sheet mask dari ETUDE House varian Hyaluronic Acid.. Uwow!

*Disclaimer: Review ini tidak disponsori oleh pihak manapun, saya pure membeli sendiri produk ini. Tulisan "free gift" yang ada pada kemasan sudah dari sananya ketika saya beli. Mungkin penjualnya dapat free gift dari pihak etude lalu dijual kembali, I don't know either..

Product Description 

Brand : Etude House
Product : Hyaluronic Acid Seheet Mask 
Netto : 20 ml
Made in : Korea

Dokumentasi pribadi

Packaging & Claim
Packaging masker ini cute gitu, suka liatnya. Alasan pertama beli ini asker terutama karena liat headlight utamanya adalah Hyaluronic Acid, which is... kesukaan saya banget. Hoho..
Packagingnya pun layaknya sheet mask lainnya, dia travel friendly buat dibawa kemana-mana, ditaruh di tas ransel pun bisa banget.

Untuk yang belum tahu, jadi.. 

Hyaluronic Acid itu kandungan alami yang sebenarnya sudah ada pada setiap permukaan kulit manusia. HA dalam tubuh manusia adalah molekul yang berperan sebagai bantalan sendi, syaraf, dan memberi hidrasi untuk kulit dan rambut berkat kemampuannya yang mampu menahan kelembapan (Penjelasan diambil dari sociolla)

To put it simple, Hyaluronic Acid ini fungsinya untuk menjaga kelembaban kulit di tubuh kita. Dan memang biasanya yang saya rasakan, kalau kita memakai skincare yang komponen dominannya hyaluronic acid itu rasanya tekstur kulit jadi lebih lembab dan terhidrasi.

Untuk claimnya, fortunately, masker ini menggunakan bahasa dominan bahasa Inggris jadi saya masih bisa memahami deskripsi informasi dari packagingnya, claimnya ditulis di packaging bagian belakang.. 

"The Daily low-irritant mask made of breathable 0.2 mm air sheet effectively delivers 7-free essence to your skin. The mask containing Hyaluronic Acid with excellent moisture-retaining function makes skin smooth and moisturized by providing intensive moisture to skin."

Ngga usah diartiin paham lah ya? Kan Netijen pinter-pinter semuah bahasa inggrisnya. Ya kan?
Intinya masker ini yang saya tangkap punya beberapa claim, yaitu :
-Low-Irritant Mask
-0.2 mm air sheet breathable mask
-Contain Hyaluronic Acid which provides intensive moisture to skin

Cara Pemakaian 
Untuk cara pemakaian, masker ini memberi penjelasan lebih baik daripada masker-masker biasanya yang saya beli, saya salin disini ya:

[Directions]
1. Aply toner to skin after cleansing
2. Remove mask from pouch and apply to face, placing mask to fit eye and lip area
3. Remove mask after 10-20 minutes and lightly massage remaining solution into skin with hands.

See? Plusnya adalah, di step by step pemakaian masker ini dijelaskan bahwa sebelum pakai masker ini harus melewati tahap cleansing dulu, jadi membersihkan wajah dulu, lalu mengaplikasikan toner, barulah kemudian memakai masker.
Dan pada step terakhir di masker ini tidak dijelaskan perlu dibilas lagi setelah memakai masker.

Ini sekaligus menjawab beberapa pertanyaan yang cukup sering ditanyakan pada saya.
-Kalau pake masker, bisa langsung nggak?
Jadi jawabannya, tidak, ya. Harus terlebih dulu dibersihkan dan diberikan toner
-Setelah pakai masker, dibilas lagi pakai air nggak?
Jawabannya kalau menurut masker ini, tidak usah, ya. Tapi kalau saya pribadi, opsional saja, kalau masker yang saya pakai finishingnya jadi lengket gitu, biasanya saya bilas sedikit pakai air, hanya untuk menghilangkan rasa lengketnya saja. Kalau finishingnya nggak lengket, biasanya nggak saya apa-apa kan, I will leave it as it is, sampai essencenya menyerap sendiri di kulit wajah.

Tekstur Essence & Aromanya
Waktu dibuka, essence nya menurut saya nggak cair-cari banget, cukup lebih pekat dari essence sheet mask biasanya, mungkin juga karena bahan hyaluronic acid itu sendiri.
Untuk aroma yang saya cium waktu buka masker ini, ada aroma alcohol yang kerasa, lalu saya lihat di bagian ingredients, saya cukup khawatir karena komposisi alcohol di masker ini berada di deretan awal-awal, yang mana berarti konsentrasi alcohol nya cukup dominan. Kebetulan kulit saya cukup sensitif dengan alkohol, maka dari itu cukup khawatir juga.

Result / Hasil Pemakaian
Waktu pertama diaplikasikan ke muka, entah kenapa rasanya dingin banget, padahal masker ini nggak saya masukan kulkas, saya pikir "Oh mungkin karena ada alkoholnya makannya dingin", tapi seriously dinginnya nggak ilang-ilang berapa lama pun dipake, jadi seneng gitu kan makenya, adem-adem menenangkan gimanaa gitu.
Setelah dibiarkan kira-kira 20 menit lebih, lalu masker dilepas, dan hasilnya...
Wooow... essence-nya cepat sekali menyerap ke kulit wajah, jadi nggak meninggalkan residu lengket atau apapun. Finishing essence-nya menyerap sempurna di kulit (Yea~h!). Wajah jadi lembab, plus, kenyal, pingin dipegang-pegang terus. ehhehe~

Ingredients Analysis

Analisis Ingredients saya cek dengan menggunakan cosdna dan hasilnya bisa di lihat disini (silahkan klik)

Kalau dilihat dari tingkat safety-nya, overall komposisi bahan-bahannya berkisar pada angka 1 atau 2 dan berlabel hijau, yang mana artinya safe untuk digunakan jangka panjang. 
Gimana? Bahagia kaan !?!

Tapi sebetulnya, ada satu hal yang agak mengganjal di saya, yaitu tentang zat Hydrogenated Lecithin yang digunakan sebagai emulsifier di produk ini. Oleh karena ini adalah produk luar negeri, maka saya hati-hati sekali pada emulsifier yang biasa digunakan pada produk luar negeri, sebab tidak bisa memastikan kehalalannya. Ketika saya coba browsing lebih lanjut, hydrogenated lecithin bisa terbuat dari tumbuhan, kuning telur, hewan, atau sintetis. Dan untuk produk dari Etude House setelah saya browsing-browsing ada yang mengatakan bahwa beberapa produknya menggunakan emulsifier yang halal, tetapi saya belum menemukan yang spesifik menjelaskan kalau hydrogenated lecithin pada produk etude house ini halal atau tidaknya. Lalu, saya jadi deg-degan karena insecure yang saya pakai ini statusnya masih syubhat kan, maka sepertinya, meskipun saya suka sekali dengan produk ini, saya harus mempertimbangkan kembali untuk repurchase, paling tidak setelah ada kejelasan mengenai status si emulsifier ini. Kalau ada diantara netizen yang tau kabarnya tolong saya dikabari, ya ya ya!?!

Conclusions

Pro's
+Claim low irritant mask proven!
+Memberi kelembaban intensif, proven!
+Travel Friendly
+Harganya terjangkau

Con's
-Masih Syubhat (Belum jelas halal atau haram)
-Belinya harus di onlineshop

Rating
8.5 / 10

Repurchase? Not yet (at least sebelum status hydrogenated lecithin itu terpecahkan)


That;s all for now, 
Thanks for reading attentively ! 😊

Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak