Skip to main content

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah..
Assalamu'alaykum :)
Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini)
Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P

Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum menemukan metode yang pas untuk self-therapy perfeksionisme saya ini. (So, if anyone knows, tell me soon, alright !?! )
Akhirnya di tanggal 10 Mei kemarin, saya memutuskan untuk ikut pergi ke Desa Blangu, di Sragen (Tempat KKN saya kemarin) dengan niat silaturahmi karena memang menjanjikan adik-adik disana untuk menyempatkan diri main kesana ketika Ramadhan, sekaligus saya mencari tempat ketenangan untuk istirahat. Karena hawa pedesaan itu entah mengapa the one and only tempat yang membuat saya relax untuk bisa beristirahat, kalau saya stay di kos atau di Solo terus-terusan, yakin saja saya tidak akan punya waktu tidur lagi. Singkat cerita, saya bahagia karena saya menghabiskan malam minggu disana dan saya bisa tidur dengan tenang...Serius! Jam 10 malam saja saya sudah tidur waktu itu. Sampai jam 3 pagi. WAW! sebuah prestasi rasanya. Haha.  Kemudian di hari Minggu siang, dengan mengucap bismillah saya kembali ke Solo, dan yak... kembali lanjut bermain dengan adik-adik BAB 4 dan BAB 5 sampai Senin dini hari. *Lagi-lagi saya tidak tidur. Ckckck.
Barulah Alhamdulillah... ketika minggu ke dua, tidak terlalu banyak yang direvisi sehingga saya punya waktu tidur total 11 jam di minggu kedua ini. Alhamdulillah... 

Baiklaah... sesi curhat, selesai! Done!
Setelah lama sekali vakum menulis blog, saya ingin sharing sedikit banyak mengenai buku yang menemani saya selama perjuangan menempuh skripsi beberapa bulan ini, yaitu buku "Don't Be Sad" tulisan Dr. 'Aidh bin Abdullah al-Qarni, MA.
Sebenarnya buku ini bukan buku baru, hanya saja sampai sekarang buku ini masih best seller sampai entah saya tidak tahu lagi buku yang beredar di gramedia ini sekarang sudah cetakan ke berapa. Buku yang saya punya ini sudah cetakan lama, yang sejatinya buku ayah yang saya minta untuk dibawa ke Solo. Tapi yang jelas, ini artinya bahwa sudah banyak orang yang menimba manfaatnya dari buku ini.


image credit : tokopedia.com

Buku yang saya punya
Judul : Don't Be Sad (Laa Tahzan)
Penulis : DR. 'Aidh bin Abdullah bin al-Qarni
Penerjemah : Rahmat Faisal
Editor : Sarah Amalia, Khoironi
Penerbit : International Islamic Publishing House
Penerbit terjemahan Indonesia : Maghfirah Pustaka
Cetakan Pertama, kedua, ketiga, keempat : Semuanya tahun 2004

If  you ever get tired, 
Pause, but don't stop!
If you ever get mad,
Silent, but don't hate!
But if happiness gets you,
Share, Inspire, and create a happiness atmosphere for all people around you
~Arifah El-Kizai 
Kira-kira, kesan ini yang saya dapatkan lagi dan lagi sepanjang saya membaca buku ini. Tidak sebatas itu saja, buku ini benar-benar sumber motivasi yang tidak hanya memuat rasionalitas belaka, akan tetapi tetap keimanan dan keshalihan qalbu menjadi tumpuan utama.
Beberapa hal menarik yang saya suka dari buku ini adalah bagian subbab

  • Hidup itu adalah kerja keras
  • Punya banyak atau sedikit, belajarlah untuk terus bersyukur
  • Lepaskan kecemasan dan ketakutan
  • Kecemasan tidak akan membantu
  • Orang beriman itu kuat dan teguh pendirian
  • Memadamkan api kebencian sebelum menyebar
  • Jangan bersedih, anda tidak akan mati sebelum waktu yang ditentukan
  • Bagi yang terkena insomnia
  • dan banyak subbab lainnya yang inspiring dan bermakna.
Hal keren pertama dari buku ini adalah, penyampaian penulisnya yang tidak terkesan menggurui sama sekali. DR 'Aidh benar-benar mengeksplorasi ayat demi ayat Al-Qur'an maupun hadits dalam implementasi kehidupan kita sehari-hari. Beberapa buku religi yang saya baca sebelumnya, sempat memuat sisi dimana kalau dilihat dari sudut pandang pembaca, kita seakan diceramahi, dan itu menjadikan kesan dan antusias pembaca menurun untuk mau membuka lembar demi lembar selanjutnya. Jadi ketika me reviu buku apapun yang saya baca, hal pertama yang saya titik beratkan adalah ini, bagaimana pola penyampaian penulisnya, karena kalau sampai pembaca merasa tergurui, terceramahi, atau kesan kurang mengenakkan lainnya, bisa jadi pembaca hanya stuck ingin membaca sampai situ saja, Tetapi selama membaca buku ini, setiap membuka lembarannya, saya semakin merasakan bahwa akan selalu ada yang saya dapat setelah saya membaca halaman ini, atau saya yakin semakin banyak lembaran yang saya baca, saya akan bisa semakin tenang, dan yah... kira-kira perasaan semacam itu.

Hal oke selanjutnya dari buku ini yaitu, pembahasannya yang di break down menjadi banyak poin. Sehingga meskipun kita lupa sampai mana kita membaca, mau darimanapun kita mulai membacanya lagi, ada manfaat poin yang tetap bisa diambil. Atau dengan kata lain, kita  feel free mau baca bagian mana dulu, boleh dari subbab-subbab yang sekiranya kita butuhkan saja, atau ingin membaca keseluruhannya dari awal. All fine! You will encounter any benefit in every page you're reading.

Poin paling penting yang membuat buku ini terasa begitu krusial untuk sampai saya jadikan teman perjuangan saya adalah, buku ini selalu memuat esensi bahwa Jalan menuju perjuangan itu tidak mungkin bisa kita tempuh dengan lakon yang biasa-biasa saja. Kita, saya, anda, kita butuh untuk jatuh dan bangun beribu kali untuk dapat bertahan dalam setiap jalan yang kita tapaki hari ini, kali ini. Akan tetapi di sisi lainnya, kita perlu ingat bahwa akan selalu ada lelah di setiap perjuangan. Maka ketika lelah, berhenti sejenak. Luruskan kembali niat perjuangan kita bahwa jangan-jangan, perjuangan kita sedari kemarin tidak berlandaskan lillah. Maka ini waktunya untuk kembali pada tumpuan lillah, selalulah lillah. Sebab setiap apa-apa yang dikerjakan atas landasan lillah, semuanya akan menjadi berkah, dan bersamanyalah ada rahmah. Inilah yang kemudian akan menentramkan hati dengan cara yang berbeda, dengan cara yang tidak terjangkau oleh rasionalitas dan akal pikiran kita manusia yang sejatinya tak sampai kata "mampu" untuk menjelaskan itu.


Sekian poin yang saya jelaskan hanya beberapa poin sebagai kesan saya pribadi ketika membaca buku ini. Kalau anda googling saja, ada sekian ratus bahkan ribuan orang yang menuliskan kesannya ketika membaca buku ini. Mulai dari reviu di goodreads sampai dengan review yang dituliskan sendiri di blog seperti ini.
So, the last I should say...

I'm very recommend this book ! You should know! You should read! ^^

Terima kasih sudah baca sampai sini.
Semoga dari apa yang seadanya ini ada yang dapat dituai manfaatnya. 




NB: Berhubung ada yang tanya, sekalian info ya.. di tampilan blog saya yang baru ini, kolom untuk follow bisa dimunculkan dengan kembali ke page utama, klik tanda panah di sisi kiri atas, kemudian di page utama klik tanda garis tiga di sisi kiri atas, nanti di sebelah kiri bawah silahkan klik kolom follow dan follow seperti biasa.

Comments

Popular posts from this blog

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak