Skip to main content

"The Way to Belief" by Ust. Felix Siauw

Bismillah...
Assalamu'alaykum... 
Terima kasih yang sudah request di Instagram story tempo hari 
Terima kasih sudah membuat kemalasan saya menulis kembali di blog ini hilang.
Maaf baru sempat upload karena beberapa hari terakhir ini saya kebetulan hectic dengan project freelance job saya sekaligus belajar untuk studi lanjut. Sehingga hanya beberapa gadget saja yang online. Kebetulan hari ini agak longgar, maka saya sempatkanlah akhirnya buka laptop.
Baiklah.... berikut catatan kajian Ust. Felix Siauw di Masjid Al-Hakim BSD pekan lalu.


Senin, 19 Maret 2019
@Masjid Al-Hakim Kencana Loka BSD

Tema : 
"The Way to Belief"

source : skipprichard.com


  • Iman = Yakin
  • Bukti = yakin , ilmu = yakin
Ingat baik-baik !Kalau sudah ada bukti, sudah ada ilmu, pasti yakin.
Nah, begitulah saya bertemu dengan Islam

Dulu, waktu saya masih sekolah, pelajaran yang paling saya suka itu Biologi. Dari sini juga kemudian saya bertanya-tanya tentang manusia.
Teori tentang asal-usulnya manusia yang terkenal itu teorinya Darwin, yang bilang bahwa manusia itu asalnya dari Monyet / kera.
Lalu saya bertanya-tanya...
Kalau memang manusia benar awalnya dari kera, tapi kenapa kok kera yang ada sekarang ini tidak seperti manusia? berevolusi?
Kan seharusnya kalau begitu berarti kera yang mirip manusia wajahnya sampai sekarang harusnya ada?
Tapi kenapa sekarang adanya kera ya tetep jadi kera terus bentuknya, manusia juga tetep manusia bentuknya?
Kalau bener berevolusi kan, harusnya kera-kera sekarang yang ada juga berevolusi jadi manusia, kan begitu kan?

Tapi di Al-Qur'an, jawabannya ada. Bahwa manusia itu diciptakan dari air mani, yang kemudian menjadi segumpal darah, lalu jadi segumpal daging, lalu tulang belulang, lalu dibungkus dengan daging, sampai kita terbentuk utuh sebagai manusia.

Di agama lain selain Islam, apalagi di Barat, sains itu bertentangan/tidak sejalan dengan agamanya. Karena kenapa? kitab/panduannya itu yang buat manusia. Tapi kalau umat Islam, panduannya yang buat Allah, yang Maha tau dua-duanya, sains iya, agama juga iya.

  • Rata-rata sperma yang dikeluarkan laki-laki itu sebanyak kurang lebih 500 juta, tetapi segitu banyaknya itu bisa habis dalam waktu hanya 2 detik oleh pH asamnya (di kemaluan) perempuan. Artinya apa? Sulit sekali menembus perjalanan untuk bisa menjadi satu sperma yang terbuahi. Jadi kita ini masing-masing orang yang sudah hebat, yang mengalahkan 500 juta calon orang tapi nggak jadi. Coba, anda mau kayak gimana lagi minta dihebatkan sama Allah padahal anda sudah sehebat ini?
Coba anda perhatikan!
Saya bernafas, sekali bernafas hanya memakan waktu kurang dari 2 detik. Padahal ketika kita bernafas itu, berbagai proses kompleks itu terlibat di dalamnya. Nah, kira-kira, kalau proses itu terjadi secara kebetulan, dengan proses yang segitu rumitnya, kira-kira mungkin apa nggak?

Eh... ternyata ada lho seorang ahli, namanya Robert .... (nama lengkapnya Robert siapa waktu itu saya kurang jelas, Ust.Felix cepat ngomongnya), yang meneliti dan menemukan bahwa predisposisinya, kemungkinannya kalau semua itu terjadi secara kebetulan itu Satu Per Sepuluh pangkat Sepuluh Pangkat Seratus Dua Puluh Tiga. 

Artinya apa?
Kemungkinan proses segitu rumitnya terjadi secara kebetulan itu more than impossible!
Maka artinya apa?
Ada yang sudah mengatur itu semua, dan itu... pastinya bukan manusia.
Inilah yang merupakan salah satu titik kunci saya yang menggiring saya menuju Islam.

Saya menemukan Islam itu di Ustadz saya, Ustadz Fatih Karim. Waktu itu saya menemukan cahaya Islam itu di surat Al-Baqarah ayat 23.

"Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya...."

Nah..di sini, ibaratnya saya itu ditantang! Kalau memang saya mampu bikin yang semisal dengan Al-Qur'an, coba bikin! Tapi kalau nggak, saya harus beriman.
Coba anda pikirkan.. Orang-orang sekelas bangsa Quraisy aja nggak mampu menandingi keindahan tata bahasanya Al-Qur'an, apalagi saya? Kan gitu..?
Maka dari situ, saya bertekad masuk Islam. Saya akan terus memeluk Islam sampai ada yang bisa menaklukkan ayat ini (membuat yang lebih indah dari Al-Qur'an maksudnya), selama belum ada yang menandingi, maka selama itulah saya akan terus memegang Islam!

Akhirnya saya sampaikanlah ke orang tua saya soal masuk Islam ini. Lalu orang tua saya membantah.
"Islam kan keras, suka ini.. suka itu.. dsb"
Nah.. ini yang perlu kita ingat!"Kalau mau bahas Islam, jangan lihat muslimnya!" Nanti saya nggak masuk-masuk Islam kalau gitu ceritanya.
  • Aqidah penting yang harus diingat! 
Kalau kita yakin Allah pencipta kita, kita yakin kalau kita nanti dikembalikan lagi pada Allah, apapun yang kita lakukan, pasti semuanya kita lakukan untuk Allah
➤ Rizqi itu datangnya sebelum ajal!
Anda paham apa maksudnya?
Rizqi-rizqi Allah itu akan terus Allah kasih ke anda sebelum datangnya ajal. Nggak akan habis-habis sebelum anda tiba ajalnya. Jadi kalau rizqi anda sudah habis (di dunia), berarti Allah sudah kangen dengan anda. Anda sudah disuruh pulang sama Allah.
  • Anda mau masuk surga? Ya jangan takut mati! Kan syaratnya masuk surga itu mesti mati dulu 😇

*Kata-kata yang jleb dari beliau (Ust. Felix) waktu sesi tanya jawab sekaligus closing statement
Kalau dakwah itu jangan mikir menang kalah! Karena meskipun menang belum tentu diterima!

Baiklah... sekian poin-poin catatan kajian "The Way to Belief" dari Ustadz Felix Siauw di Masjid Al-Hakim BSD.
Semoga bermanfaat!
Terima kasih sudah ingin baca sampai sini.
Wassalamu'alaykum ^^



Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak