Skip to main content

KKN Life : Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Blangu 1, 2, 3

“There’s always something to be learned whenever you step your foot into anywhere”
~Arifah El-Kizai~

Senin, 23 Januari 2017
            Selamat Hari Senin! Hari pertama kami melakukan sosialisasi PHBS di SDN 1 Blangu! Meskipun tak pada hari itu juga saya menuliskan bagaimana sensasinya melewati hari itu, masih terbayang sampai sekarang ketika saya menuliskannya saat ini. Kali pertama saya dan teman-teman KKN Blangu masuk ke lingkungan sekolah, adik-adik di SD ini langsung saja berlarian menghampiri kami. Salaman dengan setiap dari kami, sedang satu dua yang hari-hari sebelumnya telah ikut bimbingan belajar di posko kami salaman sambil menyapa dengan wajah-wajah imut mereka, ”Eh, ketemu lagi sama mbaknya sama masnya KKN. Hihihi”
            Sosialisasi PHBS di 3 SD ini, masing-masing kami lakukan dengan metode dan teknis yang berbeda-beda. Tergantung fasilitas dan karakter adik-adik di SD yang bersangkutan. Untuk SD 1 ini, beruntungnya, fasilitasnya lengkap, cukup sekali untuk mendukung kegiatan sosialisasi kami. LCD dan infokus ada, sound system pun ada. Di SD 1 ini, kami menggunakan materi dari slide tentang PHBS, kemudian video, lalu praktek di lapangan, sambil melakukan beberapa ice breaking. Tapi ada sesuatu yang menurut sayakurang tepat untuk dilakukan disini. Yakni pemberian materi dengan slide. Itu garing sekali. Beneran! Saya pun awalnya tidak sampai berpikiran bahwa anak SD memang tidak seharusnya diberikan materi via slide layaknya anak kuliahan begitu. Apalagi yang menjadi subjek sasaran kami adik-adik kelas 1, 2, dan 3, yang kesemuanya bernotabene masih memiliki jiwa kekanak-kanakan yang kental sekali. Jadilah satu hal ini menjadi evaluasi saya di hari pertama.



Rabu, 25 Januari 2017
            Rabu ceria! Waktunya PHBS di SDN Blangu 2. Diantara semua sosialisasi, sepertinya SD inilah yang paling antusias dan paling mudah diatur adik-adiknya. Di samping itu, adik-adik disini sudah akrab sekali dengan saya dan teman-teman. Karena adik-adik di SD ini sudah banyak sekali yang ikut bimbel setiap hari di posko kami. Maka ketika kami datang ke sekolah mereka. Mereka rata-rata sudah memanggil kami dengan nama kami masing-masing. Ah, terharu rasanya. Sepele memang, tapi percayalah, menjadi sosok yang diingat bagi mereka adalah sebuah kebermaknaan tersendiri.
            SD Blangu 2 ini, memiliki fasilitas yang juga cukup lengkap, sound ada, infokus ada. Hanya layar LCD saja yang tidak ada. Tapi tak apalah, bisa diganti dengan papan tulis putih sebagai alihan fungsinya. Belajar dari hari pertama PHBS di SD Blangu 1, sosialisasi di SD Blangu 2 kali ini tidak kami berikan materi berupa slide begitu. Hanya video, dan tari cucitangan saja. Nah, yang menjadi bahan evaluasi di hari kedua ini ialah, kesiapan kami yang kurang dalam memberikan ice breaking dan tari cuci tangan. Gerakan kami satu sama lain tidak kompak sama sekali ketika mencontohkan ice breaking dan tari cuci tangan. Kami terlalu menggampangkan sehingga tidak latihan lagi sebelum sosialisasi di SD ini. Jadilah gerakannya tidak kompak. Tapi secara keseluruhan, sosialisasi kami cukup memuaskan.


Kamis, 26 Januari 2017
     Taraa...Tiba akhirnya hari kamis, hari terakhir saya dan teman-teman KKN melakukan sosialisasi PHBS terakhir di SD Blangu 3. Diantara semua SD yang kami sosialisasikan, entah kenapa SD ini yang agak kurang berjalan lancar. Banyak faktor yang menyebabkan mungkin. Kurang support-nya fasilitas, hanya berbekal sound seadanya. Tanpa ada materi dari LCD dan video. Benar-benar materi manual yang saya berikan dengan penjelasan biasa. Juga, dari kami sendiri, mungkin karena sudah berhari-hari melakukan sosialisasi, sehingga kami mulai jenuh. Bahkan, rekan KKN saya yang sejak hari pertama sampai hari kedua kemarin heboh, asik, profesional sekali dalam memainkan peran sebagai MC untuk anak-anak, di hari terakhir ini entah mengapa mood-nya kurang baik, mungkin lelah juga berhari-hari melakukan hal yang sama ya? Akhirnya, saya mencoba untuk memberanikan diri, mendominasi, menjadi MC, merubah karakter diri saya 180 derajat menjadi seorang ekstrovert hari itu. Mulai dari heboh teriak-teriak, totalitas melakukan ice breaking dan tarian cuci tangan. Wah, pokoknya rasanya hari itu saya menjadi sosok yang tidak biasanya lah. Memang sih, jelas tidak se-profesional rekan saya yang sebelumnya di hari pertama dan kedua, malah rasanya garing sekali seorang saya tetiba menjadi orang yang ramai dan sangat ekspresif. Tapi paling tidak, saya belajar satu hal disini. Belajar untuk menjadi saya yang tidak biasanya, keluar dari stereotipe dan idealisme diri, membuang jauh-jauh diam, gengsi, malu, dan minder, untuk berubah menjadi sosok yang sebaliknya, ramai dan percaya diri. Dan yah, begitulah. Seperti biasa, apa yang saya takutkan dan khawatirkan berlebihan di awal, pada akhirnya tidak terjadi. Saya baik-baik saja setelah saya mencoba menjadi ekstrovert dalam sehari. J


Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak