Skip to main content

Hidup, ialah amanah

Terheran sendiri,
Kala itu.... seorang dosen berdiri di depan kelas,
Belum, beliau belum memberikan materi kuliah,
Terdahulu beliau bercerita...

"Sebelumnya maaf saya tidak bisa datang tepat waktu untuk mengajar di kelas anda, karena di perjalanan saya dari Jogja menuju ke sini, kereta saya kena delay dari stasiun sana. Dan ternyata, saya terkejut mendengar satu hal yang menyebabkan kereta saya delay, yaitu... ADA SESEORANG YANG MENCOBA MELAKUKAN BUNUH DIRI dengan menabrakkan diri ke kereta yang sedang berjalan, dan itu berhasil, orang tersebut meninggal dunia"

Aku Terkejut,
tidak...tidak hanya aku saja yang terkejut, aku dan teman-teman di ruangan itu seluruhnya terkejut, tidak ada yang tidak.

Sungguh, jikalah orang itu masih hidup..
Dibanding aku ingin bertanya "Kenapa anda ingin bunuh diri?"
Rasanya aku lebih ingin mengajaknya bicara saja, ingin mendengarnya bercerita..tentang bagaimana ia menjalani hidup.

Tapi, toh kematian seperti itu bak kejadian yang terjadi sesaat dan berakhir sesaat pula.
Mau bagaimana aku ingin berbicara dengannya pun sama saja, toh ia sudah memilih mengakhiri hidupnya. Dan pula, aku hanya mendengar ceritanya saja dari dosenku, bukan aku yang ada di stasiun itu.

Tapi.... setelah aku mendengar cerita ini,
perihal tentang hidup dan kematian rasanya begitu mengusik pikiranku,
akhirnya pikirku pun menyerah dan menurut untuk memikirkan tentangnya (hidup dan kematian).

Dan akhirnya, pemikiran berkepanjangan itu berujung pada sebuah malam di hari yang sama.
Ya, malam setelah aku mendengar cerita itu paginya.



"Jika Allah belum memanggilmu,
itu artinya masih ada yang Allah inginkan kamu tuk lakukan.
Atau, Allah sedang dan masih memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal.
Agar saat bertemu-Nya, kau dapat merasakan teduh wajah kasih sayangNya yang tiada banding.
Lihat! Betapa Allah ingin mengajakmu bertemu dengan-Nya, maka tidakkah kau bersegera menyiapkan persembahan yang cukup untukNya?"

Arifah El-Kizai~


#latepost
#28 September 2014_ 01.35 PM

Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak