Skip to main content

Tentang "Mood": Cara yang "worth it" dicoba untuk memulihkan mood

image credit : http://quantifiedself.com/2010/09/roundup-mood-tracking-tools/
Ada yang moody disini? yang kalau melakukan segala sesuatu maunya "nunggu mood" bagus dulu?
Yuk, silahkan acungkan jempol dan telunjuknya.

Kenapa jempol? 
Karena saya juga termasuk tipikal orang yang moody, dan apa-apa nunggu mood. Berarti sebelas dua belas yaa, kita? hehe
Kabar baik lainnya kenapa harus diacungi jempol yaitu, biasanya kalau orang moody, dan mood-nya sedang bagus, mengerjakan setiap hal itu dengan ALL OUT!
Kenapa All-Out? Simpel saja alasannya, kalau suasana hati kita sedang bagus, semuanya jadi terasa menyenangkan untuk dikerjakan, dan rasanya, tangan dan tubuh lainnya itu bergerak sendiri, tanpa ngedumel, tanpa protes. Ringan saja, mengalir.

Lalu kenapa telunjuk?
Tandanya hati-hati. Karena kalau setiap apa-apa nunggu "mood", agenda kita pasti tertunda, dan apa-apa yang tertunda itu, sesaknya belakangan. Karena semakin lama kita menunda, semakin menumpuk juga agenda kita bersama tumpukan agenda lainnya.
Kalau sudah kerjaan menumpuk, biasanya mood gampang sekali rusak, malah semakin bad mood, walhasil, rasanya semua orang sampai benda tak bersalah pun semuanya salah, nyebelin, bikin bete!

Nah, lantas bagaimana caranya memulihkan mood yang "anjlok"?
Berikut beberapa cara yang biasanya saya lakukan, diantaranya:

1. Mengganti wallpaper dekstop laptop
wallpaper dekstop yang baru saja saya ganti :)
Kenapa ini saya taruh di nomor urut pertama? Alasan mudahnya adalah, karena saya baru saja melakukan ini. Hahaha
Tapi begini, wallpaper dekstop yang diganti bukan dengan sembarang gambar atau foto. Pikirkan untuk menggantinya dengan sesuatu yang dengan melihatnya kita merasa termotivasi, refreshing, tenang, atau merasa terperbaharui secara psikologis.
Misalnya, ketika mood sedang anjlok karena malas mengerjakan apapun, yang biasanya di lagu-lagu disebut dengan "Today I don't feel like to do anything", mungkin bisa menggantinya dengan quotes-quotes motivasi.
Sedangkan bila mood sedang anjlok karena banyaknya kerjaan, sehingga rasa-rasanya penat, sesak, mau menyudahi saja semuaya, melempar-lempar, atau sebagainya itu, maka cara yang bisa dicoba adalah dengan mengganti wallpaper dekstop dengan gambar-gambar yang sifatnya memberi ketenangan dan refresh pikiran, misalnya pemandangan yang hijau-hijau, atau langit malam dengan banyak bintang-bintang.

2. Ingat keluarga, ingat orang tua
image from : my blogpost gallery
Hmm.... biasanya, cara ini efektif sekali untuk memperbaharui keanjlokan mood, baik bad mood karena banyak kerjaan, ataupun bad mood karena malas melakukan apapun.
Secara ajaib, dengan melihat foto keluarga atau aktivitas apa saja yang mengingat keluarga, mood itu bisa dengan sendirinya terperbaiki, masalah efek psikologisnya bagaimana? Masing-masing kita mungkin saja berbeda.

3. Tidur
Image Credit : Fox News

Aha! Ini dia cara asik selanjutnya. T. I. D. U. R !
Dengan tidur, ini artinya memberikan ruang untuk pikiran dan tubuh kita berisitirahat dari aktivitas mereka yang padat, penuh, sibuk.
Ketika mood sedang penuh, anjlok, overload, jika memungkinkan, cobalah untuk beristirahat sekitar 1 sampai 2 jam saja.
Kalau aktivitas kita terlalu banyak, maka coba lakukan istirahat/tidur dengan memejamkan mata selama 10 menit, sisipkan setiap setelah 1 jam melakukan aktivitas kantor, tugas kuliah, skripsi, dsb yang berkaitan dengan aktivitas di depan laptop.


Masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk memulihkan mood sebenarnya, mungkin bisa dibahas lain kali, atau teman-teman pembaca bisa browsing-browsing di search engine untuk cara-cara yang lebih bervariasi.
Mudah-mudahan sedikit informasi ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca. 


Sekian, semoga bermanfaat !
Terima kasih sudah baca sampai sini :)

Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak